Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024
Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 merupakan survei berskala nasional yang dirancang untuk mengevaluasi status gizi balita di Indonesia. Survei ini menggunakan desain potong lintang (cross sectional), yang mengumpulkan data pada satu waktu tertentu tanpa adanya intervensi atas perlakuan khusus terhadap responden. Survei ini bersifat observasional, hanya mengamati dan mencatat kondisi yang ada.
Populasi yang menjadi target survei ini adalah seluruh rumah tangga balita yang memiliki balita di Indonesia. Sampel yang diambil terdiri dari rumah tangga balita (Ruta Balita) yang dipilih secara acak (random) dari 34.500 Blok Sensus (BS) yang tersebar di 514 kabupaten/kota. Setiap blok sensus mencakup 10 Ruta Balita, sehingga total keseluruhan responden yang diambil adalah 345.000 Ruta Balita.
Data yang dikumpulkan dalam SSGI 2024 untuk memperoleh indikator status gizi dan indikator intervensi gizi spesifik dan sensitif sebagai berikut:
- Bumil dapat TTD minimal 90 tablet (riwayat)
- ASI eksklusif (0-5 bulan)
- MPASI (6-23 bulan)
- Balita dipantau tumbuh-kembang
- Balita dapat IDL
- KB Paska salin
- Akses air minum layak
- Akses sanitasi layak
- Kepemilikan JKN
- Keluarga risiko stunting dapat pendampingan
- Sasaran paham tentang stunting
Pada propinsi dan kabupaten/kota dengan hasil estimasi langsung (direct estimate) menghasilkan standard error tinggi diatas 25% (RSE>25%) akibat sedikitnya jumlah sampel yang bisa diambil, response rate blok sensus dan atau rumah tangga kurang dari 70%, tidak dapat dilakukan pengumpulan data karena faktor keamanan, angka prevalensi stunting naik atau turun diatas 10% dibandingkan tahun sebelumnya, maka penghitungan angka prevalensi status gizi dilakukan dengan pendekatan small area estimation (SAE). Penghitungan SAE dilakukan oleh BPS dengan melibatkan pakar dan tim SSGI 2024. Sebanyak 3 provinsi dan 102 kabupaten/kota yang dilakukan SAE.